Stop Bullying : Jangan Jadikan Olokan sebagi Bercandaan


Bagaikan dunia menghantamku
Laksana seluruh alam menggerutu padaku
Ribuan bintang mencaciku
Apa ucapku salah? Apakah cacat tindakku? Apa badanku keliru ?
Haruskah kau hantamkan jutaan  kata pahit
Dari dasar palung beracun
Lalu kau anggap itu hanya lawan

Banyak sebagian dari kita yang menganggap bahwa mengolok - olok hanya sebagai lawakan karena suatu hal yang dilakukan atau mungkin fisik yang dianggap lucu atau aneh. Dan tanpa sadar olokan tersebuttelah menyakiti orang lain.Banyak kita temui jika ada orang yang diolok dan melakukan pembelaan orang - orang yang mengoloknya dengan enteng bilang 'jangan baper, kan cuma bercanda", aduh kalimat pamungkas pengolok untuk pembelaan atas perlakuaannya. Dengan adanya kalimat pamungkas membuat mereka yang diolok hanya bisa ikut tersenyum kecut atau pura tertawa, karena takut disangka baperan dan sebagainya. Namun dalam hatinya kita tidak tau apadia yang tau bagian rasakan dan apanya dia pikirkan. Kita tidak tau bagaimana dia berpikir apakan dia sebegitu buruknya, lemah atau tak berguna ?? 

Berhenti lah berpikir " baperan amat/ sensitif amat sih/ dan kata2 yang serupa ".Tidak semua orang mampu mengontrol dirinya untuk mengabaikan hal buruk yang mengganggu dirinya. Bahkan pada orang yang sudah mampu mengontrol dan menyadari hal tersebut bisa terjadi karena olokan yang terus menerus. Setiap orang pernah danatau akan mengalami titik baperan/ sensitif tersebut. Hal ini akan lebih terjadi disaat posisi orang ini sedang "merasa gagal" "bingung menentukan tujuan hidup" atau bisa dibilang dalam masa - masa yang sulit. Dan dengan adannya olokan yang dianggap sebagi candaaan tersebut membuat orang tersebut merasa sedih dan terpuruk dan akan berdampak buruk apa padanya.

Kita tak pernah tau apa yang dipikirkan orang -yang telah kita olok. Jadi alangkah lebih baiknya kita berhenti menjadikan olokan sebagai candaan. masih banyak cara lain untuk bercanda agar orang lain tertama tanpa harus menyinggung/menyakiti orang lain. 


Comments